Pengertian Resistor

Sebagai anak elektro tentu sudah tidak asing lagi dengan komponen yang satu ini. Bahkan komponen yang satu ini sudah seperti makanan sehari-harinya.

Apalagi jika bukan resistor. Akan tetapi banyak juga yang merasa asing apa pengertian resistor, apa saja jenis-jenisnya dan apa fungsinya.

Resistor termasuk salah satu komponen elektronika dasar yang bernilai resistensi atau hambatan tertentu.

Komponen satu ini merupakan yang paling sering dipakai dalam sebuah rangkaian elektronika. Biasanya berfungsi sebagai pembatas atau pengatur arus listrik dalam rangkaian elektronika.

Dalam bahasa Indonesia, Resistor juga sering disebut sebagai penahan atau hambatan yang biasa dikenal dengan huruf R.

Huruf R ini didapat dari hukum ohm. Nama Hukum Ohm ini diambil dari penemunya yang bernama George Simon Ohm, yang merupakan seorang ilmuwan asal Jerman.

Berdasarkan hukum ohm, didapatkan bahwa nilai resistensi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya.

Selain nilai resistensi, resistor juga memiliki nilai lainnya seperti kapasitas daya dan nilai toleransi.

Dalam perancangan sebuah rangkaian elektronika, mengetahui semua nilai tersebut sangat penting.

Bahkan pada kemasan pabrikan sebuah resistor pasti selalu mencantumkan nilai-nilai tersebut.

Nilai Toleransi Resistor

Setelah Anda mengetahui pengertian resistor, selanjutnya adalah menentukan nilai toleransi dari resistor ini.

Nilai toleransi resistor adalah nilai perubahan nilai resistensi yang tercantum di dalam badan resistor dan dinyatakan bahwa resistor masih dalam keadaan baik.

Toleransi resistor ini terjadi akibat operasional resistor tersebut yang disebabkan adanya suatu perubahan karakteristik.

Gambar Resistor
uk.wikipedia.org

Ada berbagai macam nilai toleransi resistor. Diantaranya adalah toleransi kerusakan 1 % (resistor 1%), resistor dengan nilai toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan toleransi kesalahan 2% (resistor 2%).

Nilai toleransi resistor ini biasanya tercantum di dalam kemasan resistor dengan kode huruf maupun warna.

[su_note note_color=”#ededeb”]Baca Juga: Cara Menghitung Resistor[/su_note]

Misalkan resistor dengan nilai toleransi kesalahan 5% maka pada kemasan tersebut akan dituliskan kode warna secara detail ke 4 warna emas, atau dengan menggunakan kode huruf J untuk resistor dengan fisik kemasan besar. Yang paling umum ditemukan di pasaran adalah jenis resistor 5% dan 1 %.

Kapasitas Daya Resistor

Kapasitas daya resistor adalah nilai batas maksimal daya yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut.

Untuk mengetahui kapasitas daya resistor biasanya Anda bisa mendapatkan informasi pada kemasan fisik besar.

Selain mengetahui pengertian resistor, mengetahui kapasitas daya resistor ini juga merupakan hal yang penting.

Karena, untuk mencegah terjadinya kerusakan pada resistor akibat daya yang berlebihan.

Jenis-Jenis Resistor

Berdasarkan Jenis dan Bahan yang digunakan dalam membuat resistor, resistor dibedakan menjadi 3, yaitu resistor kawat, resistor oksida atau resistor metal film dan resistor arang.

pengertian resistor
diyodemag.com

1. Resistor Kawat (Wirewound resistor)

Resistor ini terbuat dari bahan kawat yang dililitkan. Nilai resistensi resistor yang dimiliki tergantung dari panjang kawat yang dililitkan.

Semakain panjang maka nilai resistensi resistornya akan semakin besar. Sementara semakin pendek maka nilai resistensi resistornya juga semakin kecil.

Pada umumnya jenis resistor ini memiliki kapasitas daya yang besar.

2. Resistor Oksida Logam (Metal Film resistor)

Metal Film resistor merupakan resistor yang terbuat dari bahan utama oksida logam. Resistor ini memiliki nilai toleransi sebesar 1% dan 2 %.

Bentuk resistor ini hampir sama dengan resistor karbon hanya saja berbeda jumlah cincin warna yang digunakan.

Resistor ini memiliki kapasitas daya yang beragam, diantaranya adalah 1/8 Watt, ½ Watt dan ¼ Watt.

Resistor ini biasanya digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat militer dan perangkat industri.

3. Resistor Arang (Carbon resistor)

Resistor arang juga sering disebut dengan resistor karbon. Komponen ini menjadi salah satu resistor paling banyak yang digunakan dan diperjualbelikan di pasaran.

Biasanya resistor ini memiliki kapasitas daya sebear 1/16 Watt, 1/8 watt, ½ Watt, 2 Watt, ¼ watt, 1 Watt dan 3 Watt.

[su_note note_color=”#dededb”]Artikel Terkait: Fungsi Dioda[/su_note]

Sementara berdasarkan nilai resistensi yang dimiliki, resistor dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu, resistor dengan nilai tetap dan resistor yang nilai resistensinya dapat diubah.

1. Resistor Tetap

Resistor Tetap atau yang juga dikenal dengan fixed resistor merupakan resistor yang memiliki nilai resistansi tetap dan tidak dapat diubah.

Jenis resistor ini biasanya digunakan sebagai penghambat arus dalam sebuah rangkaian elektronika. Resistor jenis ini biasanya kan dijumpai dalam beberapa jenis, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Ceramic Encased Wirewound
  • Economy Wirewound
  • Zero Ohm Jumper Wire
  • S I P Resistor Network
  • Metal Film Resistor
  • Metal Oxide Resistor
  • Carbon Film Resistor.

2. Resistor Tidak Tetap

Resistor tidak tetap atau variabel resistor merupakan resistor yang memiliki nilai resistensi dapat diubah atau tidak tetap. Pada umumnya resistor tidak tetap ini terbagi menjadi Rheostat, Trimpot dan Potensiometer.

  • Rheostat
    Rheostat merupakan jenis resistor tidak tetap yang berfungsi pada tegangan dan arus yang tinggi. Biasanya terbuat dari lilitan kawat yang sensitif.Pengaturan nilai resistensi dilakukan dengan cara bergerak menyapu di atas Toroid. Semakin panjang lilitan maka semakin tinggi pula nilai resistensinya.
  • Trimpot
    Trimpot atau preset Resistor merupakan jenis variabel resistor yang memiliki ukuran lebih kecil. Sebenarnya fungsinya hampir sama dengan potensiometer, bedanya adalah trimpot tidak memiliki tuas.Biasanya untuk mengatur nilai resistensinya dibutuhkan alat seperti obeng untuk membantu memutar porosnya.
  • Potensiometer
    Potensiometer merupakan jenis variabel resistor yang nilai resistensinya dapat diubah sesuai dengan pengaturan porosnya.Anda bisa memutar porosnya dengan menggunakan tuas yang terdapat di dalamnya. Nilai resistensi pada potensiometer ini biasanya sudah tercantum dalam kemasan atau badan potensiometer. Biasanya dalam bentuk kode angka.

Fungsi Resistor

Beberapa fungsi resistor yang ditemukan dalam sebuah rangkaian elektronika antara lain adalah sebagai berikut:

  • Sebagai pembatas arus listrik
  • Pengatur atau pembagi tegangan listrik
  • Sebagai penurun tegangan listrik
  • Pengatur arus listrik.

Nah itulah beberapa informasi mengenai pengertian resistor, jenis-jenis resistor berdasarkan nilai resistensinya dan berdasarkan bahan pembuatnya serta fungsi dari resistor.

Biasanya, kode warna resistor ini hanya diaplikasikan pada resistor yang berukuran kecil, yaitu daya di bawah 5 Watt.

Kapasitas daya yang ditampung oleh resistor bisa dilihat dari bentuk resistor tersebut, semakin besar bentuknya, maka semakin besar juga daya yang bisa ditampungnya.

Di bawah ini ada ulasan tentang kode warna resistor dan bagaimana cara membacanya.

Sekilas Tentang Kode Warna Resistor

Nilai resistansi yang dimiliki oleh resistor bisa dilihat dari kode warna yang dicetak pada badan resistor tersebut.

Ada 3 jenis resistor jika dikelompokkan berdasarkan kode warna, yaitu resistor 4 warna, resistor 5 warna dan resistor 6 warna.

Jika Anda belum tahu, kode warna resistor yang dianut sekarang ini sudah ada sejak 1957.

tabel warna resistor
notenoughpdx.com

Kode warna resistor ini dikembangkan oleh bangsa Eropa dan Amerika dan sekarang telah ditetapkan menurut standar EIA-RS-279.

EIA sendiri merupakan singkatan dari Electronic Industries Alliance, sebuah organisasi yang didirikan oleh Radio Manufacturers Association. Anggotanya berasal dari negara-negara Eropa dan Amerika.

Di Indonesia sendiri, resistor 4 warna yang berjenis film karbon memiliki toleransi hingga 10%, sedangkan resistor 5 warna untuk jenis film metal memiliki toleransi mulai 1% hingga 5%.

Cara Membaca Resistor Empat Warna

Tabel resistor 4 warna bisa Anda cek di bawah ini:

Warna Pita 1 Pita 2 Pita 3 Pita 4
Hitam 0 0
Coklat 1 1
Merah 2 2
Orange 3 3
Kuning 4 4
Hijau 5 5
Biru 6 6
Ungu 7 7
Abu-abu 8 8
Putih 9 9
Emas 5%
Silver 10%
None 20%

Contoh,sebuah resistor memiliki 4 warna, hijau, biru, hitam dan emas. Jadi nilai resistornya adalah:

Pita ke-1 warna hijau = 5

Pita ke-2 warna biru = 6

Pita ke-3 warna hitam = 100

Pita ke-4 warna emas = 5%

Jika dihitung, maka 56*100 = 56Ω

Jadi, nilai resistansinya adalah 56Ω dengan toleransi 5%.

Cara Membaca Resistor 5 Warna

Membaca resistor 5 warna tidak jauh berbeda dengan membaca resistor 4 warna, intinya Anda hanya harus mengetahui dan menghafalkan tabelnya.

Berikut tabel resistor 5 warna:

Warna Pita 1 Pita 2 Pita 3 Pita 4 Pita 5
Hitam 0 0 0
Coklat 1 1 1 1%
Merah 2 2 2 2%
Orange 3 3 3
Kuning 4 4 4
Hijau 5 5 5 0,5%
Biru 6 6 6 0,25%
Ungu 7 7 7 0,1%
Abu-abu 8 8 8
Putih 9 9 9
Emas 5%
Silver 10%

Jika ada resistor 5 warna dengan warna kuning, ungu, hijau, hitam dan coklat, maka nilai resistor tersebut adalah:

475*100 = 475Ω

Jadi nilainya adalah 475Ω dengan toleransi ±1%.

Cara membaca kode warna resistor sangat mudah, karena bisa dihitung berdasarkan tabel dan rumus yang sudah disepakati.

Jika Anda sering berlatih membaca dan menghitung nilai resistor, maka akan otomatis tahu tanpa harus melihat tabel.

Dengan mengetahui secara pasti nilai resistensi sebuah resistor serta nilai toleransi resistor maka Anda bisa membuat pengaturan secara tepat dan dapat meminimalisir terjadinya kerusakan.

Semoga serangkaian informasi tadi bisa bermanfaat bagi Anda.

1 thought on “Pengertian Resistor”

  1. Terimakasih sekali ilmunnya

    Reply

Leave a Comment