Pengertian Purposive Sampling

Ketika Anda melakukan penelitian, pasti akan mengambil sampel dari suatu populasi. Teknik atau cara menentukan sampel itu bernama teknik sampling.

Tekning sampling sendiri memiliki berbagai jenis yang bisa diaplikasikan sesuai kebutuhan.

Purposive sampling merupakan salah satunya. Purposive sampling adalah cara menetapkan sampel dengan ciri yang sudah ditentukan sebelumnya.

Purposive sampling termasuk ke dalam non random sampling.

Walaupun teknik ini bisa digunakan dalam berbagai jenis penelitian untuk penggunaannya teknik, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu tujuannya, langkah-langkah serta syaratnya.

Teknik Sampling

Cara menentukan sampel dari sebuah populasi yang diteliti dinamakan teknik sampling. Teknik ini memiliki beberapa jenis, di antaranya:

1.     Probability Sampling

  1. Simple Random Sampling.
  2. Proportionate Stratified Random Sampling.
  3. Disproportionate Stratified Random Sampling.
  4. Cluster Sampling.

2.     Nonprobability Sampling

  1. Sampling Sistematis.
  2. Sampling Kuota.
  3. Sampling Aksidental.
  4. Sampling Purposive.
  5. Sampling Jenuh.
  6. Snowball Sampling.

Teknik sampling akan membantu peneliti untuk menentukan populasi secara akurat. Sampel yang dipilih nantinya akan mewakili populasi yang diteliti.

Baca Juga: Regresi Linier Berganda

Pembahasan kali ini akan berfokus pada salah satu jenis yang termasuk ke dalam non probability sampling, yaitu purposive sampling.

Pengertian Pusposive Sampling

Seperti yang telah dibahas sedikit di atas, teknik sampling ini merupakan pemilihan sampel dengan berbagai kriteria atau ciri yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga hasil dari sampel tersebut diharapkan dapat menjawab pertanyaan dari peneliti.

  1. Menurut Notoatmodjo (2010)
    Purposive sampling merupakan pengambilan sampel yang didasarkan suatu pertimbangan, misalnya sifat populasi dan ciri yang sebelumnya telah diketahui.
  1. Arikunto (2006).
    Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak berdasarkan aturan (random), daerah, ataupun strata. Pengambilan sampel ini berdasarkan adanya pertimbangan pada tujuan tertentu.
  1. Sugiyono (2010)
    Menurut Sugiyono, definisi purposive sampling ini yaitu teknik penentuan sampel penelitian melalui proses pertimbangan yang matang. Dengan begitu, hasilnya akan representatif.

Jika melihat dari kata purposive atau purpose, artinya adalah tujuan, jadi peneliti telah memiliki tujuan atau kriteria khusus yang mewakili populasi terpilih untuk dianalisis pada kegiatan penelitiannya.

Baca Juga: Uji Asumsi Klasik

Purposive bermakna disengaja. Hal itu berarti penentuan sampel pada penelitian yang menggunakan teknik ini sudah dipertimbangkan terlebih dahulu.

Beberapa juga menyebut purposive sampling sebagai judgmental sampling, pengambilan sampelnya akan berdasar pada penilaian tertentu.

Tujuan Purposive Sampling

Tujuan dari teknik purposive sampling ini adalah dapat menguraikan serta memecahkan masalah peneliti sekaligus memberikan nilai yang representatif.

Hal itu agar harapan dan  tujuan penelitian bisa cepat tercapai.

Langkah-Langkah Purposive Sampling

Beberapa langkah yang harus diambil dalam teknik purposive sampling adalah:

  1. Menentukan tujuan penelitian (apakah perlu adanya kriteria khusus pada sampel, atau tidak).
  2. Menentukan kriteria atau ciri.
  3. Menentukan populasi yang sesuai dengan penelitian.
  4. Menentukan jumlah sampel yang akan diambil dari populasi tersebut.

Syarat Purposive Sampling

Syarat untuk penggunaan purposive sampling, di antaranya:

  1. Ketelitian dalam menetapkan atau memilih kriteria.
  2. Pastikan sampel yang dipilih merupakan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Kelebihan serta Kekurangan Teknik Purposive Sampling

1. Kelebihan

  1. Memudahkan tercapainya tujuan penelitian, karena sampel berdasarkan kriteria yang dibutuhkan.
  2. Teknik ini cukup mudah untuk dilakukan.
  3. Proses penelitian menjadi lebih efisien, karena sampel yang dipilih akan mudah untuk ditemui dan dilakukan penelitian.

2. Kekurangan

  1. Tidak termasuk random sampling.
  2. Jumlah sampel tidak selalu menjamin bisa menjadi representasi populasi yang diteliti.
  3. Tidak dapat digeneralisasikan untuk diambil kesimpulan statistik.

Teknik sampling berupa purposive sampling ini termasuk ke dalam penetapan sampel non random.

Baca Juga: Rumus Slovin

Hal itu sesuai dengan artinya bahwa peneliti akan menetapkan beberapa kriteria khusus terlebih dahulu sebelum memilih sampel.

Sifat dari penentuan sampel ini terbilang fleksibel, dalam artian, bisa dilakukan dalam berbagai macam penelitian dengan berbagai kriteria atau syarat yang ditetapkan oleh peneliti.

Sampel yang dipilih diharapkan bisa merepresentasikan populasi yang diteliti, supaya penelitian yang dikerjakan lebih efektif juga efisien.

Untuk itu, dalam pelaksanaannya, peneliti harus menyiapkan kriteria yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *