Pengertian SSR (Solid State Relay)

Pengertian Solid State Relay atau yang sering disingkat SSR merupakan sebuah saklar elektromekanik yang memiliki sifat semi konduktor.

Komponen satu ini biasanya banyak diaplikasikan pada industri-industri sebagai device pengendali.

Solid State Relay (SSR) merupakan tipe terbaru saklar elektronik non kontak yang memiliki performa dan teknologi serta peralatan asing yang canggih.

Sedikit berbeda dangan fungsi relay pada umumnya, cara kerja Solid State Relay sederhana saja.

Ujung input hanya membutuhkan arus dengan kontrol yang kecil serta kompatibilitas yang lebih baik dengan TTL, HTL, CMOS Integrated Circuit.

SSR juga menggunakan  sirkuit keluaran yang mengadopsi thyristor dan transistor berdaya tinggi yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus beban.

Kupas Tuntas Kelebihan dan Kekurangan SSR

ssr
wxgold.en.ecplaza.net

Solid State Relay sangat banyak digunakan pada berbagai macam peralatan elektronik yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti diantaranya adalah berbagai peralatan seperti periferal komputer, termostat pemanas listrik, mesin CNC, remote control maupun peralatan otomatis industri.

[su_note note_color=”#ededeb”]Baca Juga: Fungsi Induktor[/su_note]

Kelebihan dan kekurangan Solid State Relay dibandingkan dengan relay konvensional antara lain dapat dibedakan dengan beberapa hal.

Salah satunya adalah pada sistem pengoperasiannya serta reformasinya. Berikut akan kami ulas beberapa penjelasan singkatnya :

Kelebihan Solid State Relay

  1. Kelebihan yang pertama adalah minimnya suara yang dihasilkan oleh alat ini ketika kontraktor mengalami perubahan keadaan.
  2. Memiliki umur pemakaian yang lebih panjang dibandingkan dengan relay mekanik.
  3. Tidak menimbulkan percikan bunga api pada saat kontaktor mengalami perpindahan keadaan.
  4. Memiliki sifat yang tahan korosi sehingga umur pemakaian pun menjadi lebih panjang.
  5. Tidak seperti relay konvensional. Solid state relay sangat kebal dengan getaran atau goncangan.

Kekurangan Solid State Relay

  1. Tegangan yang dikontrol oleh SSR ini benar-benar tidak murni sehingga dapat berimbas ada komponen-komponen SSR yang lainnya.
  2. Terbuat dari bahan silikon, maka pada alat ini akan terdapat tegangan jatuh antara tegangan input dan output. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya tegangan drop.
  3. Dapat terjadi arus bocor (Leakage current). Dimana pada Solid Relay State yang dalam keadaan on atau off maka dalam kondisi yang ideal seharusnya tidak ada arus yang mengalir pada SSR. Namun tidak demikian pada komponen yang sebenarnya.
  4. Susah untuk diimplementasikan pada aplikasi multi fasa.
  5. Harganya jauh lebih mahal dari relay konvensional.

[su_note note_color=”#ededeb”]Baca Juga: Komponen Elektronika Dasar[/su_note]

Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Bisa Mengakses Modul Solid State Relay Arduino?

Ada banyak tipe dari instalasi SSR, salah satu modul yang cukup mudah ditemui dalam bidang elektronika berikut ini. Berikut bahan yang perlu anda persiapkan :

  • Arduino Uno
  • Komputer + Software IDE Arduino
  • Modul SSR G3MB-202P
  • Lampu bohlam atau lampu philips
  • Kabel listrik

Dilihat dari bahan-bahan diatas, lalu seperti apa spesifikasinya?

  • Menggunakan SSR Tipe Omron G3MB-202P
  • Tegangan kerja untuk input yaitu  5Vdc dengan minimum arus 160mA
  • Beban output dapat mencapai tegangan maksimal 240VAC dengan maksimum arus 2A
  • Dimensi modul : 25x34x25mm
  • Menggunakan Terminal block type KF301
  • Tegangan untuk kontrol input : 0 – 2.5V (aktif Low) dan 3 – 5Vdc (aktif high)

Cara kerja Solid State Relay dapat dilihat dari rangkaiannya. Pada dasarnya prinsip kerjanya ini tidaklah rumit.

Dimana triac berfungsi sebagai saklar utama, sedangkan phototriac berfungsi sebagai penghubung antara input dengan saklar utamanya.

Phototriac inilah yang nantinya memberikan isolasi galvanis. Sederhananya, input dari arduino tentu tidak akan terhubung langsung dengan triac dari segi elektrikal.

Leave a Comment