Prinsip Kerja Galvanometer

Pernahkah Anda bertanya bagaimana cara para teknisi listrik mampu mengetahui arus listrik? Alat apa yang mereka gunakan? Apakah mereka bekerja berdasarkan pengalaman atau terdapat alat tertentu? Jawabannya adalah mereka dibantu dengan bantuan sebuah alat.

Nama alat tersebut adalah Galvanometer. Apa itu Galvanometer dan bagaimana prinsip kerja Galvanometer?

Pengertian Galvanometer

Galvanometer merupakan sebuah instrumen elektromekanis yang dipakai untuk menunjukkan arus listrik dan mendeteksinya.

Galvanometer ini memiliki fungsi sebagai sebuah aktuator. Prinsipnya adalah dengan menghasilkan lendutan putar karena merespon dari arus listrik yang mengalir melalui koil di medan magnet yang konstan.

Sekedar pengetahuan, dulu Galvanometer tidak dikalibrasi. Dalam perkembangannya Galvanometer menggunakan sistem kalibrasi dan dipakai sebagai alat ukur.

Alat ukur tersebut lalu bernama Amperemeter yang memiliki tujuan sama, yakni mengukur arus yang ada pada rangkaian listrik.

Jika dilihat dari sejarahnya sendiri, konsep tentang Galvanometer ini pertama kali muncul tahun 1820 yang dicetuskan oleh seorang peneliti bernama Hans Christian Oersted.

Tujuannya kala itu untuk mengukur sejumlah kecil arus listrik.

Lalu Andre-Marie Ampere yang mulai memunculkan kalibrasi atas apa yang ditemukan oleh Oersted dan menamai alat tersebut Galvanometer.

Nama Galvanometer diambil dari nama seorang peneliti listrik asal Italia yang bernama Luigi Galvani.

Prinsip Kerja Galvanometer

Sementara untuk memahami prinsip kerja Galvanometer sendiri tidak terlalu rumit. Dalam Galvanometer modern ada koil yang terpasang dan melintasi skala yang dikalibrasi.

Pada prosesnya pegas torsi kecil akan menarik koil dan membuat penunjuk pada posisi nol.

Lalu saat arus searah mengalir melalui koil, koil tersebut akan menghasilkan sebuah medan magnet. Medan magnet inilah yang bekerja melawan medan magnet permanen.

Koil lalu berputar, mendorong pegasnya dan menggerakkan penunjuk di Galvanometer.

Sehingga secara sederhana, semakin besar arus searah yang mengalir melalui koil, maka akan terlihat semakin tinggi arus listriknya.

Jika dianalogikan pada kehidupan nyata, Anda seperti memasang sebuah baling-baling di sungai dan di atas baling-baling itu Anda letakkan lonceng. Sehingga ketika baling-baling berputar sekali, akan membunyikan lonceng tersebut.

Semakin sering lonceng berbunyi maka tandanya arus air semakin kencang. Semakin jarang lonceng berbunyi, maka arus air sedang lambat atau bahkan tidak ada.

Baca Juga: Fungsi Tang Ampere

Prinsip kerja dari Galvanometer inilah yang kemudian diambil intisarinya dan dipakai di banyak benda dari dulu sampai sekarang di era modern.

Penggunaan Galvanometer

belajar cara kerja galvanometer
drones-maniac.com

1. Pemakaian di Era Modern

Di era modern, Galvanometer dipakai pada bagian penentuan posisi dan sistem kontrol. Ada banyak benda yang menggunakan Galvanometer di era modern ini. Hanya saja tidak bisa Anda lihat secara kasat mata.

Misalnya pada pemrosesan bahan dengan laser berdaya tinggi. Pada proses itu jenis mekanisme Galvanometer loop tertutup dipakai.

Selain itu Galvanometer cermin tertutup ini juga dipakai pada pengukuran laser, pengelasan sinar laser, display laser, aplikasi pencitraan, stereolitografi, dan banyak lagi yang lain.

Lalu untuk jenis lain, yakni loop terbuka, digunakan untuk beberapa jenis mesin pemindai barcode, mesin cetak, aplikasi militer, hingga sistem ruang.

Di era modern Galvanometer memang tidak hanya dipakai untuk mengukur arus listrik saja. Tapi prinsipnya dipakai juga untuk alat lain yang tidak berhubungan dengan listrik.

2. Pemakaian di Awal Abad 20

Sementara pemakaiannya di era awal abad ke 20 lebih dipakai untuk menemukan kesalahan yang terdapat pada kabel telekomunikasi.

Jadi seandainya ada kabel yang putus tapi tidak terlihat, bisa dicek lewat Galvanometer.

Pada intinya, yang dipakai oleh banyak alat adalah mekanisme dari Galvanometer.

Jika Anda kembali pada awal mula guna Galvanometer, maka Anda hanya akan menemukan Galvanometer yang dipakai untuk mengukur listrik dan disebut Amperemeter.

Jenis Galvanometer

prinsip kerja galvanometer
pookandpook.com

Ada 4 jenis Galvanometer yang berkembang dari awal penemuannya sampai sekarang.

1. Tangent

Jenis yang pertama adalah Tangent. Galvanometer Tangent ini merupakan alat ukur yang dulu dipakai untuk mengukur arus listrik.

Alat ini bekerja dengan menggunakan jarum kompas untuk membandingkan medan magnet yang dihasilkan oleh arus yang tidak diketahui dengan medan magnet bumi.

2. Astatic

Jika tangent menggunakan medan magnet bumi,maka Astatic tidak. Galvanometer Astatic ini tidak perlu berorientasi pada bidang bumi jadi lebih mudah dipakai.

Astatic ditemukan oleh Leopoldo Nobili pada tahun 1825.

3. Mirror

Galvanometer Mirror ini diciptakan untuk mencapai sensitivitas yang jauh lebih tinggi. Tujuannya tentu agar arus yang paling kecil sekalipun tetap terdeteksi.

Pertama kali dipakai pada tahun 1850 an, Galvanometer Mirror ini dipakai untuk penerima kabel telegraf bawah laut trans-atlantik.

4. Ballistic

Jenis terakhir adalah Ballistic. Belum ada penjelasan mendalam soal ballistic. Sejauh yang didapatkan, ballistic memiliki kemampuan baca yang lebih baik dari jenis lain.

Galvanometer nyatanya bisa dipakai dalam hal apapun,  terutama yang berhubungan dengan arus listrik dan cara mendeteksinya.

Keunggulan lain dari Galvanometer ini bukan hanya pada bendanya, tapi juga prinsip kerjanya.

2 thoughts on “Prinsip Kerja Galvanometer”

Leave a Comment